Banner

Senin, 15 Agustus 2011

Penugasan Hari Besar Nasional

Penugasan Hari Besar Nasional (PHBN) merupakan salah satu tugas dari seorang Anggota Paskibra Kota Bandung ketika Anggota kelas 2 SMA/SMK. Setiap Anggota wajib mengikuti seluruh penugasan yang telah diberikan, karena "PASKIBRA SELALU SIAP". Siap ditugaskan kapanpun, dan dimanapun.
Penugasan yang dilaksanakan oleh Paskibra Kota Bandung adalah sebagai berikut :
  1. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus (Paskibraka)
  2. Hari Jadi Kota Bandung, 25 September
  3. Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober
  4. Hari Pahlawan, 10 November
  5. Hari Ibu, 22 Desember
  6. Hari Bandung Lautan api, 24 Maret
  7. Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei
  8. Hari Kebangkutan Nasional, 20 Mei
Penugasan Hari Besar Nasional diadakan di Kantor Walikota Bandung  (Balai Kota) dan di Gedung Sate. Setiap tahunnya, Paskibra Kota Bandung mengirimkan pasukan untuk melaksanakan pengibaran Bendera Merah Putih.

Asrama

Asrama. . .
Sebuah kegiatan yang pasti tak ingin ditinggalkan. Kenapa???
Karena pada saat inilah Capas akan dikukuhkan menjadi seorang Anggota Paskibra Kota Bandung setelah melaksanakan pendidikan selama 1 tahun. Asrama biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah yang memilki ekstrakurikuler Paskibra.

Selama di Asrama, Capas akan dibekali berbagai ilmu yang biasa dilaksanakan setiap hari, seperti Ibadah dengan baik dan tepat waktu, cara berpenampilan yang baik dan rapi, cara makan, cara berbicara di depan publik, dan masih banyak lagi tanpa melupakan prinsip yang sudah 'dipandang' sebagai kepribadian seorang Anggota Paskibra, yaitu DISIPLIN.

Meskipun pelajaran di Asrama seperti kehidupan sehari-hari, namun seringkali kita melupakannya sebagai manusia yang beragama dan berbangsa Indonesia. Sebagai contoh, seorang Muslim terkadang melupakan shalat karena kesibukan yang dia kerjakan, atau tidak hidup dengan teratur. Maka, dalam kegiatan Asrama ini seorang Anggota Paskibra haruslah hidup disiplin, teratur, tanpa mengganggu dalam ibadah maupun kegiatan lain.

Pusdiklatsar

Pusdiklatsar adalah singkatan dari Pemusatan Pendidikan dan Latihan Dasar. Pusdiklatsar ini merupakan waktu dimana peserta didik (Capas) di evaluasi secara keseluruhan, sejak awal mereka mendaftarkan diri sebagai Calon Anggota Paskibra (Capas) sampai latihan terakhir sebelum Pusdiklatsar / Prapusdik / Prapusdiklatsar. 

Kegiatan Pusdiklatsar dilaksanakan selama 3 hari atau di sesuaikan dengan kalender pendidikan Kota Bandung. Inilah 'babak semi final' dari seorang Calon Anggota Paskibra (Capas) sebelum dikukuhkan sebagai Anggota Paskibra Kota Bandung dalam kegiatan Asrama. 

Minggu, 14 Agustus 2011

Latihan Gabungan

Latihan Gabungan atau sering disingkat dengan kata "Latgab" merupakan evaluasi yang dilakukan untuk seluruh anggota Paskibra khususnya Capas yang dilaksanakan pada minggu terakhir setiap bulannya. Kegiatan Latgab dilaksanakan di Plasa Balai Kota Bandung, Jl. Wastukencana No. 1 Bandung.
Pada Kegiatan ini, seluruh komponen Paskibra wajib hadir, mulai dari Capas, Rakanta, Rimata, Pelatih maupun Instruktur. Kegiatan Latgab dimulai sejak kedatangan Capas pada pukul 05.55 WIB sampai pukul 12.00 atau ditandai dengan Adzan Dzuhur.
Setelah kedatangan capas, maka kegiatan selanjutnya adalah olah raga. Hal ini dimaksudkan agar anggota Paskibra memiliki ketahanan fisik yang kuat untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Paskibra.
Kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah evaluasi materi, baik praktek atau teori, pemberian lagu-lagu baru yang tidak disampaikan di satuan. Setelah kegiatan diatas selesai, maka kegiatan Latgab ditutup dengan Apel Siang yang menandakan berakhirnya acara.

Latihan Satuan

Latihan Satuan merupakan program kerja yang rutin dilakukan setiap satu minggu sekali di satuan (sekolah) masing-masing dengan bimbingan seniornya, seperti Rakanta, Rimata, Pelatih dan/atau Instruktur. Untuk pemilihan waktu Latihan, dapat disesuaikan dengan kondisi jadwal sekolah masing-masing, apabila terdapat sekolah yang jadwal belajarnya siang.

Untuk sekolah yang jadwalnya pagi, umumnya melakukan Latihan Satuan setelah pulang sekolah. namun, bagi sekolah yang jadwal belajarnya siang, maka Latihan dapat dilakukan sebelum jam belajar sekolah dimulai (pagi). Tidak sedikit sekolah yang merasakan kesulitan dalam memilih waktu latihan karena jadwal belajar Capas dan Senior berbeda. Namun hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan latihan di luar jam sekolah/hari libur.

Kegiatan yang dilakukan selama latihan umumnya meliputi :
  1. Apel sebelum kegiatan
  2. Pemberian Materi Diklatsar : Teori, PBB, Lagu, Games
  3. Pengumuman / Sharing antara Senior dan Capas
  4. Apel Penutupan (Sore)

Kontak

PASKIBRA KOTA BANDUNG

Sekretariat : Jl. Matraman No. 17, Buah Batu , Bandung
Jawa Barat, Indonesia

Galeri

Materi

Materi yang disampaikan untuk peserta didik (Capas) merupakan materi tentang ke-Paskibraan, Lipat Bentang Bendera, Kepribadian, serta materi yang biasa diterapkan sehari-hari dan disebut dengan "Materi Diklatsar". "Diklatsar" adalah singkatan dari "Pendidikan dan Latihan Dasar", dan merupakan intisari dari beberapa buku yang dikenal di Paskibra, yakni : Buku Jingga, Buku Biru, Buku Hijau, Buku Merah, Buku Kuning, dan beberapa referensi lain.

Materi diberikan pada saat Latihan Satuan (Latsat) dan akan dievaluasi setiap bulannya di kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) yang dilaksanakan di Balai Kota Bandung, Jl. Wastukencana No. 1 Bandung.

Untuk Mendownload materi Diklatsar, silahkan klik link yang tersedia di bawah :
1. Pendahuluan
2. Paskibraka
3. Paskibra Kota Bandung
4. Kepemimpinan
5. Tata Krama dan Sopan Santun
6. Teori dan Aplikasi Sikap Paskibra
7. Dispilin
8. Peraturan Baris-Berbaris
9. Tata Upacara Bendera
10. Bendera Kebangsaan Merah Putih
11. Sejarah Bendera Merah Putih
12. Lambang Negara
13. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
14. Teori Persatuan dan Kesatuan, Keterbukaan, Pengambilan Keputusan
15. Komunikasi dan Motivasi
16. Proposal dan Laporan Kegiatan
17. Kesekretariatan dan Bendahara
18. Retorika (Teknik Berpidato)
19. Teknik Rapat dan Teknik Persidangan

KEGIATAN


Latihan Satuan merupakan program kerja yang rutin dilakukan setiap satu minggu sekali di satuan (sekolah) masing-masing dengan bimbingan seniornya, seperti Rakanta, Rimata, Pelatih dan/atau Instruktur. Untuk pemilihan waktu Latihan, dapat disesuaikan dengan kondisi jadwal sekolah masing-masing, apabila terdapat sekolah yang jadwal belajarnya siang... (Baca Lagi)

Latihan Gabungan atau sering disingkat dengan kata "Latgab" merupakan evaluasi yang dilakukan untuk seluruh anggota Paskibra khususnya Capas yang dilaksanakan pada minggu terakhir setiap bulannya. Kegiatan Latgab dilaksanakan di Plasa Balai Kota Bandung, Jl. Wastukencana No. 1 Bandung. . . (Baca Lagi)


Pusdiklatsar
Pusdiklatsar adalah singkatan dari Pemusatan Pendidikan dan Latihan Dasar. Pusdiklatsar ini merupakan waktu dimana peserta didik (Capas) di evaluasi secara keseluruhan, sejak awal sampai latihan terakhir sebelum Pusdiklatsar / Prapusdik / Prapusdiklatsar. . . (Baca Lagi)

Asrama
Asrama. . .
Sebuah kegiatan yang pasti tak ingin ditinggalkan. Kenapa???
Karena pada saat inilah Capas akan dikukuhkan menjadi seorang Anggota Paskibra Kota Bandung setelah melaksanakan pendidikan selama 1 tahun. Asrama biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah yang memilki ekstrakurikuler Paskibra. . . (Baca Lagi)



Penugasan Hari Besar Nasional
Penugasan Hari Besar Nasional (PHBN) merupakan salah satu tugas dari seorang Anggota Paskibra Kota Bandung ketika Anggota kelas 2 SMA/SMK. Setiap Anggota wajib mengikuti seluruh penugasan yang telah diberikan, karena "PASKIBRA SELALU SIAP". Siap ditugaskan kapanpun, dan dimanapun.
Penugasan yang dilaksanakan oleh Paskibra Kota Bandung adalah sebagai berikut : . . . (Baca Lagi)

Pengurus

Paskibraka


Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soekarno, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
  • Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
  • Kelompok 8 / pembawa (inti),
  • Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

Sumber : Wikipedia

Rabu, 03 Agustus 2011

Paskibra Kota Bandung

PENGENALAN PASKIBRA KOTA BANDUNG

 PENDAHULUAN

Apa yang dimaksud dengan organisasi ?
Organisasi adalah wadah berkumpulnya orang-orang yang melaksanakan proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Paskibra Kotamadya Bandung adalah salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan, misi yang diemban, maksud dan tugas pokok.

LATAR BELAKANG

      Yang menjadi latar belakang didirikannya  Paskibra Kotamdaya Bandung adalah keinginan untuk menyebarluaskan sikap seorang “Pandu Ibu Pertiwi yang ber-Pancasila”  Paskibraka dikalangan Sekolah menengah di Kotamdya Bandung.
      Keinginan Itu muncul setelah terpilihnya salah satu seorang putra Kotamadya Bandung yang bernama Dedy Dharmawan (putra Pak Dana Setia), siswa asal SMA Negeri 5 Bandung sebagai utusan Jawa Barat ke Paskibraka tingkat Nasional pada tahun 1982.

LANDASAN YURIDIS

       Paskibra Kotamadya Bandung didirikan pada tahun 1984 oleh Kepala Kandepdikbud Kotamadya Bandung yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Drs. Dana Setia.
Surat keputusan yang melandasi berdirinya Paskibra Kotamadya Bandung adalah:
·  Surat Keputusan No. 0615/II.02.11/E.1.84
·  Surat Keputusan No. 0616/II.02.11/E.1.84
·  Surat Keputusan No. 0755/II.02.11/E.1.84 tanggal 5 Juli 1984

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA

      Pada  Tahun 1984 Kepala Kandepdikbud Kotamadya Bandung menugaskan Kang Dedy Dharmawan beserta tim dalam Eka Purna Paskibraka untuk membentuk Paskibra Sekolah, diawali SMA Negeri 8 dengan nama angkatan PIONER, diikuti oleh SMA Negeri 5 dengan nama angkatan MIYOTO beberapa bulan kemudian.
       Pada tanggal 16 Agustus 1984 dilaksanakan pengukuhan anggota Paskibra Kotamadya Bandung yang pertama kali, bertempat di Balaikota Bandung. 
       Paskibra Kotamadya Bandung dalam perkembangannya selanjutnya sangat pesat sekali, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah sekolah yang bergabung dengan Paskibra Kotamadya Bandung, yaitu:
Tahun 1985 bertambah 2 sekolah yang bergabung yaitu SMA Negeri 1 Bandung dan SMA Negeri 2 Bandung.
Tahun 1986 menjadi 11  SMA
Tahun 1987 menjadi 13  SMA
Tahun 1988 menjadi 30   SMA
Tahun 1989 menjadi 33  SMA
Tahun 1990 menjadi       SMA
Tahun 1991 menjadi       SMA
Tahun 1992 menjadi       SMA
Tahun 1993 menjadi  58 SMA
Tahun 1994 menjadi  61 SMA
Tahun 1995 menjadi 65  SMA

TUJUAN

Berdasarkan Anggaran Dasar Paskibra Kotamadya Bandung Pasal 5 AD, Paskibra Kotamadya Bandung bertujuan:
  1. Menghimpun dan membina para anggota agar menjadi warga negara Indonesia yang ber-Pancasila, setia dan patuh pada negara kesatuan Republik Indonesia dan menjadi Pandu Ibu Pertiwi.
  2. Mengamalkan dan mengamankan Pancasila dan UUD 1945.
  3. Membina watak, memelihara dan meningkatkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan, persatuan dan kesatuan mewujudkan kerjasama yang bulat dan jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara, memupuk rasa tanggung jawab dan daya cipta yang dinamis serta kesadaran nasional di kalangan para anggota keluarga, sekolah dan masyarakat.
  4. Membentuk manusia Indonesia yang mempunyai 3 kualitas pokok:
  • Memiliki Ketahanan kejiwaan/mental (tangguh)
  • Memiliki cukup pengetahuan dan kemahiaran teknis untuk dapat melaksanakan pekerjaannya (tanggap)
  • Memiliki daya tahan fisik/ jasmani (trengginas)   
 

MAKSUD

Berdasarkan Pasal 4 Anggaran Dasar PKB.
Paskibra Kotamdya Bandung didirikan dengan maksud memberikan wadah pembinaan generasi muda Kotamadya Bandung untuk berkomunikas, berkonsultasi dan koordinasi dalam menampung dan menyalurkan aspirasi anggota Paskibra Satuan, dimana Paskibra Kotamdya Bandung memiliki potensi dalam menunjang tercapainya tujuan Pendidikan Nasional.

TUGAS POKOK

Berdasarkan Pasal 21 Anggaran Dasar PKB.
  1. Melaksanakan Tata Upacara Bendera di lingkungan sekolah, Kotamadya, Propinsi maupun Nasional.
  2. Membantu pemilihan calon anggota-anggota Paskibra Kotamadya Bandung dan Calon Paskibraka di lingkungan Kandepdikbud Kotamadya Bandung.
  3. Memasyarakatkan dan menyebarluaskan tata cara perlakuan yang baik dan benar terhadap sang Merah Putih.
  4. Membantu membina generasi muda diseluruh strata masyarakat.

KEGIATAN-KEGIATAN

Berdasarkan Pasal 25 Anggaran Dasar PKB.
  1. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Anggota Paskibra Kotamadya Bandung.
  2. Kegiatan Pembinaan dan Latihan yang terdiri dari Latihan Paskibra Satuan (Latsat), Latihan Gabungan (Latgab), dan lain-lain, yang diatur dalam Peraturan Organisasi.
  3. Kegiatan Rekreatif dan Variatif yang diatur dalam Peraturan Organisasi .